Uniknya Tradisi Tutup Gelas dalam Acara Pernikahan Suku Dayak Pasir Putih
Keterangan foto: Acara pernikahan keluarga besar Aliboto, tokoh masyarakat Dayak Km.29, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan MB.Ketapang, Kotawaringin Timur, Sabtu (29/06/2024).

KOTIM, BORNEO7.COM – Tradisi atau ritual bagi suku Dayak Kalimantan Tengah adalah salah satu unsur terpenting bagi kehidupan masyarakat Dayak itu sendiri. Kepemilikan tradisi maupun ritual masyarakat Dayak ini diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi, dan terus dipertahankan hingga saat ini.
Salah satunya yang dapat kita temui adalah tradisi ‘tutup gelas’ dalam acara pernikahan yang mengundang keluarga besar dari kedua mempelai yang melangsungkan pernikahan.
Seperti acara pernikahan yang dilaksanakan oleh keluarga besar Aliboto, tokoh masyarakat Dayak di Jalan Jenderal Sudirman Km.29, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kotawaringin Timur, Sabtu (29/06/2024).
Selain dihadiri oleh ratusan undangan dari warga dan keluarga mempelai, resepsi pernikahan yang digelar di kediaman Bapak Rumbang ini juga dihadiri oleh pengacara terkenal di Kalimantan Tengah, Bambang Nugroho, S.H, serta sejumlah awak media.
“Yang melangsungkan pernikahan hari ini adalah anak-anak kami, Samuel Hendra dan Lorensia Rantika,” kata Aliboto.
“Pada pernikahan ini kami melaksanakan acara ‘tutup gelas’, tutup gelas ini kalau kita artikan adalah sebagai hadiah atau kado bagi kedua mempelai yang diberikan oleh pihak keluarga pria maupun dari pihak keluarga wanita,” jelasnya.
“Dulu hadiah atau kado yang diberikan kepada kedua mempelai dari para undangan adalah berupa barang, namun sekarang diganti dengan tutup gelas, dalam acara ini pihak keluarga besar dan undangan bersalaman dengan kedua mempelai sambil menyelipkan sejumlah uang di atas gelas yang berisi minuman,” ucap Aliboto.
“Minuman tersebut tidak harus diminum oleh kedua mempelai tapi juga bisa diminum oleh keluarga terdekat mempelai, dan selanjutnya uang yang terkumpul akan diberikan kepada kedua mempelai, dengan harapan kedua mempelai akan dapat memulai hidup baru mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Samuel Hendra mempelai pria yang berasal dari Jakarta, mengatakan ia sangat terkesan dengan acara tutup gelas yang dilaksanakan pada pernikahannya.
“Saya sangat terkesan dengan acara tutup gelas ini, tradisi ini unik dan tidak kita temukan dimanapun, tradisi ini menunjukkan kentalnya rasa kekeluargaan suku Dayak saat ada keluarganya yang melangsungkan acara pernikahan, sebelumnya saya hanya pernah mendengar ‘tutup gelas’ ini, namun pada hari ini saya menjalaninya langsung,” pungkas Hendra.(Tbk)