Wakil Gubernur Kalteng Resmi Tutup Kegiatan Penilaian Kinerja Delapan Aksi Konvergensi dan Rembuk Stunting
Keterangan Foto: Wakil Gubernur Kalimantan Tengah sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Kalteng, H.Edy Pratowo.

PALANGKA RAYA, BORNEO7.COM – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Kalteng, H.Edy Pratowo resmi menutup Kegiatan Penilaian Kinerja Delapan Aksi Konvergensi, Pameran Inovasi Penurunan Stunting dan Rembuk Stunting se-Kalimantan Tengah, Tahun 2024. Bertempat di Aula AJT Lantai I, Kantor Gubernur Kalteng, Rabu (22/05/2024) Pagi.
Dalam sambutannya Wagub menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi, khususnya kepada Bappedalitbang, TPPS Provinsi Kalimantan Tengah, dan Narasumber dari Pusat, atas kerjasama dan kolaborasi yang baik, sehingga kegiatan Rembuk Stunting ini dapat terselenggara dengan lancar.
“Dengan Kegiatan ini hendaknya bisa semakin memacu semangat kita semua, untuk menuntaskan visi dan misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, terutama dalam membangun sumber daya manusia yang cerdas, sehat dan berdaya saing, demi mewujudkan Kalteng Makin BERKAH (Bermartabat, Elok, Religius, Kuat, Amanah dan Harmonis),” ucap Wagub.
Lanjut Edy, Rembuk stunting ini adalah merupakan kegiatan strategis dalam upaya menurunkan Stunting di Provinsi Kalimantan Tengah. Serta menjadi salah satu indikator percepatan penurunan Stunting yang mesti diimplementasikan pemerintah daerah.
Selain itu, Rembuk Stunting adalah forum untuk membangun komitmen percepatan penurunan Stunting secara terintegrasi, dimulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, sampai tingkat provinsi, yang dilakukan berdasarkan hasil analisis terhadap capaian berbagai program percepatan penurunan Stunting di wilayah kerja masing-masing.
Melalui kegiatan ini juga, Pemerintah Provinsi Kalteng akan melakukan konfirmasi, sinkronisasi, dan sinergi hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan dari Perangkat Daerah penanggung jawab indikator dalam upaya penurunan Stunting, terutama di lokasi fokus Stunting.
“Kegiatan Rembuk Stunting ini, diharapkan dapat diperoleh informasi mendetail mengenai berbagai program dan juga kegiatan percepatan penurunan stunting, serta pernyataan komitmen bersama Pemerintah Daerah dan Perangkat Daerah terkait, untuk mengimplementasikan semua program kegiatan, termasuk realisasi anggaran stunting yang akan dimuat dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) di masing-masing kabupaten/kota,” tutur Wagub.
“Hal ini perlu untuk dilakukan, mengingat isu Stunting saat ini masih menjadi ancaman serius bagi pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, terutama dalam membangun SumberDaya Manusia (SDM) yang berkualitas unggul,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, persoalan Stunting harus ditanggulangi secara terpadu melalui kolaborasi semua pihak, lintas sektor. Stunting memerlukan penanganan secara cepat, tepat dan menyeluruh,karena dampak yang ditimbulkan akan sangat merugikan,bukan hanya pada anak itu sendiri, namun juga bagi keluarga dan kelangsungan pembangunan daerah di masa mendatang.
Dikatakan Edy, menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, Gubernur Kalteng telah menetapkan Keputusan Nomor 188.44/106/2023 Tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kalimantan Tengah dan Peraturan Gubernur Nomor 22 Tahun 2023 Tentang Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi tahun 2023-2024.
“Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka prevalensi stunting Kalimantan Tengah mengalami penurunan sebesar 3,4 persen, dari 26,9 persen tahun 2022 menjadi 23,5 persen di tahun 2023. Capaian bagus ini terjadi berkat sinergi, kolaborasi dan konvergensi yang kuat dari semua unsur, mulai dari pemerintah desa, kecamatan, kabupaten/kota, TNI, Polri,swasta, perguruan tinggi, dan seluruh elemen masyarakat,” ungkapnya.
Pencapaian tersebut, ucap Edy, tidak boleh membuat kita lengah, karena target prevalensi stunting Kalimantan Tengah untuk tahun 2024 sebesar 15,38 persen masih perlu sekuat tenaga kita capai.
“Berbagai program kegiatan tahun 2023 yang lalu mesti kita tingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.Sesuai pesan Bapak Wakil Presiden Selaku Ketua Pengarah TPPS pusat, agar melakukan penguatan data surveilans e-PPGBM (Pencatatan dan Berbasis masyarakat), sebagai Data Laporan Gizi penyanding dan pembanding hasil SKI tahun 2023. Dengan demikian, pada tahun 2024 ini nanti, diharapkan kita akan mendapatkan angka prevalensi stunting yang lebih akurat, sesuai dengan kondisi dan fakta riil dilapangan,” tandasnya.
Dalam Forum yang strategis ini, ungkap Wagub, saya kembali mengingatkan mengenai pelaksanaan kegiatan 10 (sepuluh) pasti Intervensi serentak pencegahan stunting, yaitu:
1.Memastikan pendataan seluruh calon pengantin (catin), ibu hamil, dan balita di wilayah kerjanya untuk menjadi sasaran;
2.Memastikan seluruh catin mendapat pendampingan serta memastikan kehadiran ibu hamil dan balita ke Posyandu;
3.Memastikan ketersediaan alat antropometri terstandar di seluruh Posyandu;
4.Pastikan seluruh bingkai memiliki
Posyandu keterampilan dalam pengukuran antropometri terstandar
serta penyuluhan untuk ibu hamil dan balita menggunakan alat
5.Pastikan pengukuran antropometri terstandar.
6 Memastikan intervensi pada ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi;
7.Memastikan seluruh ibu hamil dan balita diberikan edukasi di Posyandu;
8.Memastikan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran serta intervensi ke dalam sistem informasi e-PPGM di hari yang sama;
9.Memastikan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan intervensi serentak; dan,
10.Memastikan ketersediaan pembiayaan pelaksanaan intervensi serentak termasuk rujukan kasus ke fasilitas layanan Kesehatan.
“Saya berharap, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi bagi percepatan penurunan stunting di seluruh wilayah Kalimantan Tengah, sehingga target capaian penurunan stunting sebesar 15,38 persen di tahun 2024 akan dapat terealisasi, sesuai harapan kita bersama,” pungkasnya. (HK).










