Sempat Dipelihara Warga, BKSDA Kalteng dan Yayasan OFI Terima Satu Individu Orangutan

Keterangan foto: Petugas saat melakukan pemeriksaan kesehatan satu individu anak orangutan di Desa Baung, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Sabtu (7/12/2024).

KOTIM, BORNEO7.COM – Menindaklanjuti laporan seorang warga tentang pemeliharaan satu individu orangutan di Desa Baung, Kecamatan Seruyan hilir, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, petugas BKSDA Kalteng (Resort Sampit, Tim WRU SKW II) dan Yayasan OFI melakukan kegiatan serah terima satu individu orangutan, Sabtu (7/12/2024).

“Orangutan berjenis kelamin betina, umur 5 tahun dan berat 8 kilogram,” kata Kepala BKSDA Resort Sampit Muriansyah, Minggu (8/12/2024).

Salinan dari White Red and Green Organic Christmas Greetings Instagram Post_20241204_155123_0001

“Giat ini berawal saat Kamis (5/12/2024) petugas Resort Sampit mendapat laporan dan video serta foto dari Hartono seorang warga Desa Baung yang menginformasikan ada warga yang ingin menyerahkan satu individu anak orangutan, yang berlokasi di Desa Baung, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan,” jelasnya.

“Dari keterangan Hartono, warga tadi sudah memelihara anak orangutan itu sekitar satu minggu. Namun kemudian warga tersebut sadar dan mengetahui bahwa orangutan termasuk satwa yang dilindungi Undang-undang. Ia pun lalu bersedia menyerahkannya ke petugas BKSDA asal diambil ke desa,” ujarnya.

Salinan dari White Red and Green Organic Christmas Greetings Instagram Post_20241209_120612_0004

“Laporan dan hasil komunikasi via telpon dengan pelapor serta warga lainnya kami laporkan kepada Ka.SKW II. Sesuai arahan dari Ka.SKW II, laporan tersebut agar segera ditindaklanjuti,” ucapnya.

“Yang kemudian pada Sabtu (7/12/2024), dari pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB, petugas resort Sampit (Muriansyah), anggota tim WRU SKW II (Juhriansyah), dan 3 orang staf Orangutan Foundation International ( OFI), bersama dokter hewan meluncur ke Desa Baung untuk melakukan giat serah terima,” ungkap Muriansyah.

Ia menjelaskan, sebelum dimasukan ke kandang angkut terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara manual (tanpa bius) terhadap anak orangutan tersebut.

“Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, anak orangutan itu lalu dimasukan ke kandang angkut. Saat pemeriksaan badan ada bekas luka yang sudah lama/kering di bagian pinggang, diduga kuat bekas ikatan tali. Tidak ada peluru senapan angin dan orangutan nampak agresif dan sehat,” jelasnya.

“Petugas selanjutnya melakukan penandatangan Berita Acara Serah Terima Satwa Orangutan, dan
petugas juga menggali informasi terkait awal penemuan anak orangutan tersebut,” tambah Muriansyah.

Berdasarkan keterangan Saroso warga yang merawat, orangutan tersebut sempat dirawatnya sekitar satu minggu.

“Ditemukan pertama kali tanggal 1 Desember 2024, di sebatang pohon kecil di daerah rawa belakang desa. Namun karena diperkirakan ada induknya lalu dibiarkan saja oleh Saroso. Tapi pada besok harinya 2 Desember 2024, ternyata anak orangutan tersebut masih ada di sekitar lokasi penemuan awal. Khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka ia dan temannya menangkap anak orangutan itu dengan menggunakan tangguk ikan,” ujarnya.

“Anak orangutan itu lalu dibawa pulang, dan dibikinkan kandang dari kayu dan diberi makan buah-buahan, seperti semangka dan pepaya. Selanjutnya ia pun melaporkan penemuan anak orangutan tersebut kepada seorang staf PT.Rimba Raya Conservation, sebuah perusahaan restorasi ekosistem yang berada di Desa Baung, yang selanjutnya penemuan tersebut diteruskan ke pihak BKSDA Resort Sampit,” tambahnya lagi.

“Selanjutnya anak orangutan tersebut langsung dibawa menuju kantor SKW II di Kota Pangkalan Bun, dan Tim tiba pukul 20.21 WIB di kantor SKW II,” pungkas Muriansyah.(Tbk)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button