Badan Kesbangpol Provinsi Kalteng Adakan Kegiatan Dialog Kebersamaan Dalam Keberagaman “Unity In Diversity, Huma Betang Goes To Campus”
Keterangan Foto: Kegiatan Dialog Kebersamaan Dalam Keberagaman di Aula Raihan, Gedung Rektorat Universitas Palangka Raya (UPR), Senin (04/11/2024) Pagi.
PALANGKA RAYA, BORNEO7.COM – Badan Kesbangpol Provinsi Kalimantan Tengah mengadakan Kegiatan Dialog Kebersamaan Dalam Keberagaman dengan tema “Unity In Diversity, Huma Betang Goes To Campus”. Acara berlangsung di Aula Raihan, Gedung Rektorat Universitas Palangka Raya (UPR), Kota Palangka Raya, Senin (04/11/2024) Pagi.
Kegiatan Dialog Kebersamaan Dalam Keberagaman ini menghadirkan tiga Narasumber yaitu, Densus 88 Anti Teror, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Dinas Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah.
Dalam kesempatan itu, Kasatgas Desus 88 Anti Teror, Ganjar Satriono mengatakan bahwa, kegiatan yang dilaksanakan sekarang ini adalah merupakan fungsi pencegahan, bagaimana caranya agar generasi muda sebagai penerus bangsa, pemikirannya tidak tercemar terhadap ideologi-ideologi yang tidak sesuai dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Paham-paham ideologi yang tidak sesuai dengan NKRI, sekarang ini masih saja masuk dan terus menyusupi kalangan generasi muda. Untuk itu, kita harus perkokoh mereka dengan memberikan himbauan-himbauan, pencegahan dan sosialisasi, tentang betapa bahayanya paham-paham radikalisme dan terorisme,” tuturnya.
Maka dari itu, ungkap Ganjar, Desus 88 Anti Teror, tak bisa bekerja sendiri, perlu adanya kolaborasi semua lapisan masyarakat. “Kita harus bersama-sama. Secara masib kita akan masuk ke dalam kalangan generasi muda, baik itu kalangan sekolah, pelajar, mahasiswa, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan masyarakat. Kita terus memberikan himbauan-himbauan, pencegahan dan sosialisasi, tentang betapa bahayanya paham-paham radikalisme dan terorisme,” tutupnya.
Sementara itu, Nara sumber dari BNNP Kalteng, Abdul Kadir dihadapan para peserta dialog menyampaikan, ada dua hal alasan yang menyebab kaum generasi muda rentan terhadap narkoba, yaitu pertama, secara psikologis generasi muda lebih mudah dipengaruhi oleh hal-hal baru. Kedua, bagi para pelaku, anak muda merupakan investasi jangka panjang, karena potensi penggunaan narkoba pada usia muda dapat berlangsung hingga bertahun-tahun.
“Generasi muda merupakan bonus demografi yang diharapkan menjadi kekuatan Indonesia Emas 2045. Penyalahgunaan narkoba dapat mengancam potensi ini jika tidak segera ditangani. Untuk itu kolaborasi semua lapisan elemen sangat diperlukan guna mengatasi masalah narkoba ini,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Abdul Kadir juga memperkenalkan beberapa jenis barang bukti narkotika terbaru yang selama ini belum banyak diketahui masyarakat.
“Melalui dialog Ini, kita berharap dapat memberikan pengetahuan serta wawasan kepada generasi muda, mengenai bahaya narkotika,” pungkasnya. (HK).